Jawa Tengah Pacu LTT Swasembada Pangan 2025
Semarang, 6–7 Agustus 2025 – BRMP Lingkungan Pertanian menghadiri rangkaian Rapat Koordinasi Swasembada Pangan yang digelar di BRMP Jawa Tengah bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan (Tanbun) Provinsi Jawa Tengah guna membahas percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) di provinsi Jawa Tengah. Kegiatan berlangsung dua hari berturut-turut, diawali pada 6 Agustus di kantor BRMP Jateng yang dipimpin oleh Kepala BRMP Jateng, dan dilanjutkan pada 7 Agustus di kantor Dinas Tanbun Jateng yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Tanbun Provinsi Jawa Tengah.
Pada rapat 6 Agustus, pembahasan fokus pada evaluasi capaian dan strategi percepatan LTT Agustus 2025. Target LTT bulan ini ditetapkan sebesar 123.000 hektar, sementara kesanggupan yang disampaikan kabupaten/kota baru mencapai 72.000 hektare. Direktur Hasil Hilirisasi Tanaman Pangan (HHTP) selaku PJ LTT Provinsi Jawa Tengah menekankan pentingnya penyatuan persepsi antar penanggung jawab agar target disusun realistis, berbasis potensi wilayah, dan didukung oleh satu visi bersama.
Dalam paparannya, PJ LTT Jawa Tengah menyampaikan bahwa target LTT Jawa Tengah tahun ini mencapai 2,3 juta hektar (Indeks Pertanaman/IP 2,34), atau tambahan 297.000 hektar dibanding tahun 2024. Namun, proyeksi menunjukkan potensi defisit hingga 533.353 hektar yang harus di capai pada bulan Agustus-September 2025. Dalam arahannya, setiap kabupaten menyiapkan justifikasi jika target tidak tercapai, termasuk data lahan yang ditanami komoditas selain padi. Pemanfaatan aplikasi e-Pusluh, Si PDPS, dan Siscrop juga diinstruksikan untuk memastikan keterhubungan antara data olah lahan dan tanam.
Kepala BRMP Lingkungan menggarisbawahi perlunya peninjauan langsung ke lapangan, khususnya di daerah seperti Cilacap, untuk mengidentifikasi kendala teknis. Sementara itu, Pak Astu selaku Tenaga Ahli Menteri (TAM) menyoroti kendala ketersediaan air di bulan Agustus–September seperti di Grobogan, dikarenakan sekitar 6.000 hektar sawah tak terairi akibat kerusakan jaringan irigasi. Selain itu, TAM juga mendorong optimalisasi alsintan seperti transplanter murah yang diproduksi dari Kabupaten Purwokerto.
Pada rapat lanjutan 7 Agustus di kantor Dinas Tanbun Jateng, Kepala Dinas Tanbun memberikan arahan strategis agar setiap daerah melakukan breakdown sasaran Agustus hingga tingkat desa. Dengan potensi lahan sebesar 400.000 hektar, target 123.000 hektar dinilai realistis untuk dicapai. Provinsi juga menyiapkan lima brigade alsintan yang siap dikerahkan untuk percepatan tanam.
Direktur Polbangtan Yoma menambahkan bahwa Jawa Tengah memiliki 58 brigade pangan dengan cakupan 11.428 hektar olah lahan di 13 kabupaten, dan 11 brigade di antaranya telah terbentuk serta siap bergerak. Sementara itu, BPS Jawa Tengah menjelaskan bahwa data Kerangka Sampel Area (KSA) memiliki metode tersendiri, sehingga wajar bila terdapat perbedaan dengan data yang dimiliki dinas.
Rapat dua hari ini juga membahas pembaruan data lahan, termasuk temuan lahan yang telah beralih fungsi menjadi bukan sawah namun masih tercatat sebagai sawah dalam LBS, yang memerlukan koordinasi dengan ATR/BPN. Seluruh pihak sepakat memperkuat sinergi, mengoptimalkan pemanfaatan alsintan, memperbaiki sistem pelaporan LTT, dan meningkatkan pendampingan lapangan demi mendukung pencapaian target swasembada pangan nasional tahun 2025.